RORO MENDUT
sebuah cerita populer klasik jawa

Roro Mendut berdiri kaku, wajahnya tertunduk. Debaran jantungnya seperti hendak memecahkan dinding dadanya. Tidak tahu apa yang hendak dilakukannya. Segala angannya telah berdiri di depan matanya. Segala impiannya jadi kenyataan, Pronocitro berdiri dalam taram-temaram sinar pelita, ketampanan yang meluluhkan hati. Tetapi ia sendiri tak kuasa berbuat apa-apa, kendati menggerakkan lidah ....

Demi melihat Pronocitro jatuh berlumuran darah. Roro Mendut melompat lupa diri. la segera melompat ke arah Tumenggung yang masin semegang keris berlekuk sembilan itu. Tembuslah dada Roro Mengui, sedangkan darah yang segar menyirat keluar. Terlepas dari mata keris Tumenggung, Roro Mendut rubuh diatas tubuh kekasihnya dan terus dipeluknya. Ratapannya makin lemah dan makin
lemah jua.....

AJIP ROSIDI lahir di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat, 31 Januari 1938. Lebih dari 100 karyanya telah diterbitkan, mencakup kumpulan puisi, cerita pendek, novel, drama, esai, biografi, cerita rakyat dan karya terjemahan, termasuk juga suntingan bunga rampai, dan Ensiklopedi Sunda. Tahun 1981
2003 menjadi profesor tamu di Osaka Gaidai, di samping mengajar pula di Kyoto Sangyo Daigaku dan Tenri Daigaku