Buku
Konsep Tuhan, Manusia, Mistik dalam Berbagai Kebatinan Jawa
Istilah Kebatinan bagi sebagian orang identik dengan sesuatu yang negatif, tidak ilmiah, dan irasional. Sifat negatif ini melekat karena kata kebatinan sendiri dikonotasikan dengan kata “klenik". Dengan demikian, tidak ada manfaatnya mempelajari kebatinan di zaman yang semakin modern saat ini. padahal kebatinan pada awalnya merupakan gerakan revolusi moral-spiritual dalam memperkuat jati diri dan kepribadian bangsa. Selain itu, gerakan agama-agama besar, terutama Islam dan Kristen, yang kurang memerankan sebagai Kekuatan moral. Kebatinan pada umumnya lebih mengutamakan perilaku budi pekerti luhur, menjauhkan diri dari perbuatan nafsu negatif, dan lebih memelihara kesucian hati (batin). Sebab, ajaran kebatinan bertitik tolak dari pandangan bahwa segala sesuatu itu satu. Manusia dipandang sebagai percikan Zat Tuhan. Melalui peningkatan segi batin (rohani) manusia akan mencapai persatuan dengan Tuhan. Buku ini merupakan buku daras bagi mahasiswa Fakultas Ushuluddin di IAN/PTIS/UIN. Buku ini penting untuk dimiliki oleh para dosen dan para peminat maupun pemerhati pemikiran kebatinan Jawa. Poko bahasannya pada konsep tentang Tuhan, Manusia, dan konsep jalan menuju persatuan dengan Tuhan dalam ajaran kebatinan agama Jawa Sunda, Aliran Perjalanan, Ki ageng Suryomentaram, Wirid Hidayat Jati, Paguyuban Sumarah, Saptaa Darma, Bratakesawa, Pangestu, Subud, dan Paryana Suryadipura.
Tidak tersedia versi lain